Haruki Murakami, Tenar dengan Kesendirian
A
A
A
KISAH-kisah yang ditulisnya adalah campuran cerita tentang keterasingan, berbumbu humor, dan filosofis. Dengan ciri khasnya ini, Murakami jadi salah satu penulis Jepang tersukses dengan kekayaan ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah.
Tulisan-tulisannya kerap digambarkan sebagai surealis, penuh rasa keingintahuan, filosofis, dan sederhana. Dikutip The Guardian, campuran humor dan melankolis dalam tulisan Murakami juga berpadu dengan apik. Pembaca di luar Jepang mungkin melihat karyanya sebagai bahasa Jepang yang memiliki arti sangat dalam. Namun, jika dilihat dari sisi pendirian sastra Jepang, kisah fiksinya malah menempati ruang budayanya sendiri.
Dia mengeksplorasi dunia kesendirian namun tetap percaya pada harapan. Lalu tulisannya berjibaku dengan pencarian dan berbagai tantangan dalam kehidupan. Bukunya banyak menjadi buku terlaris di Jepang dan dunia internasional, hingga laku jutaan kopi di luar Jepang. Buku-buku ini juga telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 50 bahasa.
Menurut Net Worth Post, kekayaan bersih pria berusia 68 tahun ini mencapai USD15 juta (Rp203 miliar). Novel A Wild Sheep Chase (1982) adalah awal dirinya menapaki karier sebagai novelis. Sebelumnya dia sempat menulis Hear the Wind Sing (1979) dan Pinball, 1973 (1980) yang disebutnya sebagai "novel latihannya".
Murakami menjadi superstar sastra setelah menerbitkan Norwegian Wood pada 1987. Karya Murakami yang menonjol lainnya termasuk A Wild Sheep Chase (1982), The Wind-Up Bird Chronicle (1994-95), Kafka on the Shore (2002), dan 1Q84 (2009-10). Karyanya juga banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh beberapa penulis, seperti Raymond Carver sampai JD Salinger.
Sejak kecil, Murakami mirip dengan penulis ternama asal Jepang mendiang Kobo Abe. Keduanya sangat dipengaruhi budaya Barat, terutama musik dan sastranya. Budaya Rusia juga memengaruhinya. Dia dibesarkan dengan membaca berbagai karya penulis Eropa dan Amerika, seperti Franz Kafka, Gustave Flaubert, Charles Dickens, Kurt Vonnegut, Fyodor Dostoyevsky, Richard Brautigan, dan Jack Kerouac. Pengaruh Barat ini membedakan Murakami dari sebagian besar penulis Jepang lainnya.
Dia mendapatkan banyak penghargaan di dalam dan luar negeri, seperti World Fantasy Award (2006) dan Frank O'Connor International Short Story Award (2006). Dia juga menerima Franz Kafka Prize (2006) dan Yerusalem Prize (2009). Dia juga dianggap sebagai tokoh penting dalam sastra postmodern. Steven Poole dari The Guardian memuji Murakami sebagai salah satu novelis terbesar di dunia atas karya dan prestasinya.
Pelari maraton yang serius
Lelaki kelahiran 12 Januari 1949 di Kyoto, Jepang ini lahir pasca-Perang Dunia II dan tumbuh besar di Shukugawa (Nishinomiya), Ashiya, dan Kobe. Dia adalah anak tunggal, kakek dari pihak ayah adalah pendeta Buddha, dan ibunya putri seorang pedagang di Osaka. Orang tuanya adalah guru sastra Jepang. Namun, hal ini tidak membuat Murakami tertarik pada sastra Jepang. Dia lebih cenderung tertarik pada sastra Barat.
Pada 1968 Murakami belajar drama di Universitas Waseda Jurusan Seni Teater di Tokyo. Sesaat sebelum menyelesaikan studinya, Murakami membuka sebuah kedai kopi dan bar jazz, Peter Cat, di Kokubunji, Tokyo, yang ia jalani bersama istrinya, Yoko, dari tahun 1974 sampai 1981.
Lalu usai lulus, pekerjaan pertamanya adalah di toko kaset. Selain sebagai penulis, Murakami adalah pelari maraton yang serius dan penggemar triathlon. Pada 23 Juni 1996 dia menyelesaikan lomba ultramaraton pertamanya, lomba lari 100 kilometer di sekitar Danau Saroma di Hokkaido, Jepang. Dia membahas hubungannya dengan kegiatan lari dalam memoar tahun 2008 berjudul What I Talk About When I Talk About Running.
Tulisan-tulisannya kerap digambarkan sebagai surealis, penuh rasa keingintahuan, filosofis, dan sederhana. Dikutip The Guardian, campuran humor dan melankolis dalam tulisan Murakami juga berpadu dengan apik. Pembaca di luar Jepang mungkin melihat karyanya sebagai bahasa Jepang yang memiliki arti sangat dalam. Namun, jika dilihat dari sisi pendirian sastra Jepang, kisah fiksinya malah menempati ruang budayanya sendiri.
Dia mengeksplorasi dunia kesendirian namun tetap percaya pada harapan. Lalu tulisannya berjibaku dengan pencarian dan berbagai tantangan dalam kehidupan. Bukunya banyak menjadi buku terlaris di Jepang dan dunia internasional, hingga laku jutaan kopi di luar Jepang. Buku-buku ini juga telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 50 bahasa.
Menurut Net Worth Post, kekayaan bersih pria berusia 68 tahun ini mencapai USD15 juta (Rp203 miliar). Novel A Wild Sheep Chase (1982) adalah awal dirinya menapaki karier sebagai novelis. Sebelumnya dia sempat menulis Hear the Wind Sing (1979) dan Pinball, 1973 (1980) yang disebutnya sebagai "novel latihannya".
Murakami menjadi superstar sastra setelah menerbitkan Norwegian Wood pada 1987. Karya Murakami yang menonjol lainnya termasuk A Wild Sheep Chase (1982), The Wind-Up Bird Chronicle (1994-95), Kafka on the Shore (2002), dan 1Q84 (2009-10). Karyanya juga banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh beberapa penulis, seperti Raymond Carver sampai JD Salinger.
Sejak kecil, Murakami mirip dengan penulis ternama asal Jepang mendiang Kobo Abe. Keduanya sangat dipengaruhi budaya Barat, terutama musik dan sastranya. Budaya Rusia juga memengaruhinya. Dia dibesarkan dengan membaca berbagai karya penulis Eropa dan Amerika, seperti Franz Kafka, Gustave Flaubert, Charles Dickens, Kurt Vonnegut, Fyodor Dostoyevsky, Richard Brautigan, dan Jack Kerouac. Pengaruh Barat ini membedakan Murakami dari sebagian besar penulis Jepang lainnya.
Dia mendapatkan banyak penghargaan di dalam dan luar negeri, seperti World Fantasy Award (2006) dan Frank O'Connor International Short Story Award (2006). Dia juga menerima Franz Kafka Prize (2006) dan Yerusalem Prize (2009). Dia juga dianggap sebagai tokoh penting dalam sastra postmodern. Steven Poole dari The Guardian memuji Murakami sebagai salah satu novelis terbesar di dunia atas karya dan prestasinya.
Pelari maraton yang serius
Lelaki kelahiran 12 Januari 1949 di Kyoto, Jepang ini lahir pasca-Perang Dunia II dan tumbuh besar di Shukugawa (Nishinomiya), Ashiya, dan Kobe. Dia adalah anak tunggal, kakek dari pihak ayah adalah pendeta Buddha, dan ibunya putri seorang pedagang di Osaka. Orang tuanya adalah guru sastra Jepang. Namun, hal ini tidak membuat Murakami tertarik pada sastra Jepang. Dia lebih cenderung tertarik pada sastra Barat.
Pada 1968 Murakami belajar drama di Universitas Waseda Jurusan Seni Teater di Tokyo. Sesaat sebelum menyelesaikan studinya, Murakami membuka sebuah kedai kopi dan bar jazz, Peter Cat, di Kokubunji, Tokyo, yang ia jalani bersama istrinya, Yoko, dari tahun 1974 sampai 1981.
Lalu usai lulus, pekerjaan pertamanya adalah di toko kaset. Selain sebagai penulis, Murakami adalah pelari maraton yang serius dan penggemar triathlon. Pada 23 Juni 1996 dia menyelesaikan lomba ultramaraton pertamanya, lomba lari 100 kilometer di sekitar Danau Saroma di Hokkaido, Jepang. Dia membahas hubungannya dengan kegiatan lari dalam memoar tahun 2008 berjudul What I Talk About When I Talk About Running.
(amm)